Perpanjang Paspor di KBRI Kuala Lumpur Malaysia
Hari ini saya akan berbagi pengalaman memperpanjang paspor di KBRI Kuala Lumpur.
Sebelum berangkat ke KBRI, saya mempersiapkan dokumen yang diperlukan, diantaranya:
- Paspor asli
- Fotokopi paspor halaman depan (yang ada foto); di belakang halaman, tulis Nama lengkap, alamat di Malaysia, nomer HP, alamat di Indonesia
- Fotokopi visa yang masih berlaku
- Fotokopi kontrak kerja dari perusahaan
- Recommendation letter dari perusahaan (optional)
- Uang RM85 untuk paspor 48 halaman/ RM30 untuk paspor 24 halaman
- Uang RM17 untuk biaya biometrik
- Uang RM10 untuk beli ketoprak pas makan siang
Hari saya dimulai sangat awal di pagi ini, saya harus bangun pukul 4 untuk bersiap pergi ke KBRI di jalan Tun Razak Kuala Lumpur. Akhirnya, tepat pukul setengah 6, saya pun berangkat menuju KBRI KL.
Pukul 6 kurang saya tiba di KBRI KL, parkiran di lot sebelum KBRI masih belum buka, tetapi saya berhasil masuk melalui pintu keluar parkiran tersebut, berhubung kata penjaganya, parkiran baru buka pukul 7, tetapi saya boleh parkir dulu, dan nanti bayar belakangan.
Setelah memarkir mobil, saya pun bergegas jalan ke depan pintu KBRI di sebelah kanan, ternyata sudah ramai juga yang menunggu pagar besi ini dibuka, padahal waktu di jam saya masih menunjukkan pukul 6 pagi!

Tepat pukul 7:30 (setelah 1 setengah jam saya berdiri di depan pintu tersebut) pintu besi pun dibuka. Dan orang-orang pun berdesakan masuk ke pintu tersebut, bahkan ada yang dorong-dorongan.
Setelah melewati pintu besi tersebut, kami jalan terus, lalu menaiki tangga, dan disitulah semuanya harus berkumpul, dan disinilah petualangan saya bermula.

Ketika saya sampai di atas, saya tidak berhasil mendapatkan tempat duduk, alhasil saya harus menguji kesabaran serta fisik saya untuk kembali mengantri sambil berdiri.
Setelah matahari mulai menampakkan rupanya, orang-orang mulai berdatangan memenuhi lantai atas tersebut, dan seperti yang sudah bisa saya tebak, banyak orang yang dengan tanpa merasa bersalah, bersiap untuk memotong antrian. Dasar Kerbau! (Saya suka mengatakan orang yang tidak tau antri dengan sebutan Kerbau, karena Kerbau kalau berjalan juga kan seenaknya sendiri tuh, nas persis lah)

Tepat pukul 9am, akhirnya ada seorang petugas KBRI dengan menggunakan pengeras suara, beliau pun menyuruh barisan yang ada di sebelah kiri dan kanan kursi untuk berbaris di belakang barisan kami (yang sudah berdiri rapi di belakang kursi).
Tapi ya namanya juga Kerbau, bukannya ke belakang, malah mereka mau ngeringsek masuk ke depan antrian. Saya yang udah mulai hilang kesabaran, langsung teriak ke para Kerbau tersebut untuk segera antri dari belakang. Saya juga menghimbau ke orang di sekitar saya untuk membukakan jalan untuk para Kerbau tersebut untuk jalan ke belakang antrian.
Akhirnya, setelah para Kerbau ke belakang (walaupun ada beberapa Kerbau budeg yang berhasil masuk ke depan), bapak petugas KBRI itu pun memulai antrian ular untuk mendapatkan kupon antrian biometrik dan foto. Lucu ya, untuk dapet nomer antrian, kita harus mengantri. ANTRIANCEPTION!
Saya amat sangat bersyukur sekali tidak menggunakan kemeja berwarna terang hari ini, karena kami disini berdesakan, berkeringat, dorong-dorongan. Wah kalau pake baju terang, nambah kerjaan aja buat ngucek baju sebelum masuk mesin cuci.
Akhirnya tepat pukul 10, saya pun sampai di depan antrian ular, dan saya menyerahkan dokumen yang saya persiapkan kepada petugas, yang kemudian memberikan nomor antrian kepada saya.

Saya pun kemudian mengecek di papan pengumuman, dan menurut papan tersebut, pengambilan data biometrik dan foto saya akan dilakukan pada pukul 2pm-4pm. Berhubung saya lagi ga ada kerjaan, saya pun mengurus legalisir sim indo (mumpung lagi di KBRI)
Tepat pukul 2pm, saya pun bergegas ke ruang tunggu, berharap nomor antrian saya sudah dekat, akan tetapi, saya kaget begitu tahu bahwa yang dipanggil bukanlah nomor antrian, melainkan Nama dari yang akan memperpanjang paspor. Sistem yang aneh (dan mencurigakan). Tapi berhubung saya ingin melatih kesabaran, saya pun menunggu sampai tepat pukul 4pm.

Waktu di jam tangan saya menunjukkan pukul 4pm dan tidak ada tanda-tanda nama saya akan dipanggil, okelah bodo amat, saya udah laper, waktunya makan ketoprak!

Perut udah kenyang, balik lagi ke ruangan tunggu. Saya pun pengen mencari tahu sampai nomer berapakah antrian saat in. Berhubung tidak adanya screen penunjuk nomor antrian, saya pun datang ke tiap-tiap kounter, dan bertanya ke orang yang baru selesai dipanggil namanya, bertanya nomor antrian mereka. Dan hasil yang saya dapatkan jauh dari yang saya harapkan, antrian masih berkutat di angka 1200an!
Pukul 6pm kesabaran saya sudah mulai terkikis, mau makan ketoprak lagi, penjualnya udah balik, jadi emosi deh! Hahahaha
Saya pun mencoba mencari kounter pengaduan, dan ternyata tidak ada sama sekali kounter pengaduan dan ataupun orang yang bertugas sebagai “kounter informasi”. Lalu saya lihat di dekat pintu masuk ada beberapa pegawai KBRI yang sedang mengobrol. Saya pun menghampiri mereka, dan bertanya dimana saya bisa menuliskan surat protes? Karena di jadwal tertulis pukul 2pm-4pm, tetapi sampai pukul 6pm saya masih belum dipanggil.
Lalu salah satu dari mereka pun mencoba membantu saya untuk menghampiri loket biometrik tersebut, dan sebelum bapak tersebut salah sangka, saya jelaskan bahwa saya tidak mau memotong antrian, saya cuma mau tau, apakah antrian ini berjalan dengan semestinya, dan mengapa antrian ini dipanggil berdasarkan nama? Bukan nomor antrian? Lantas buat apa capek-capek ambil nomor antrian?
Bapak tersebut kemudian menjelaskan bahwa berdasarkan “penelitian” mereka, pelayanan akan lebih cepat jika pemanggilan menggunakan nama dibandingkan nomor. Saya pun bertanya, darimana data demikian bisa didapatkan? Bapak tersebut tidak bisa menjawab secara langsung. Dan saya pun mencoba memberikan solusi ke bapak tersebut, akan tetapi beliau menyuruh saya untuk menuliskan saran saya di kotak saran (which is saya sudah lakukan dari setelah makan ketoprak barusan)
Akhirnya, tepat pukul 7pm, di pengeras suara terdengar “Hendra Putra Wahyudi, Cyberjaya”. Fiuhhhh udah kayak ngerasa menang lucky draw, tibalah giliran saya untuk perekaman biometrik dan foto (damn, muka gw udah kucel nunggu 13 jam!, mana ini paspor berlaku 5 tahun pula, sial!)
Saya pun iseng bertanya ke para front liner disitu, saya bertanya ke mereka, apakah mereka lebih suka sistem nama, atau nomor antrian. Dan tanpa berpikir, mereka menjawab sistem nomor antrian. Hmmm, fromt linernya aja setuju dengan sistem antrian, lantas sistem panggil nama ini ide siapa?
Akhirnya setelah selesai perekaman biometrik dan foto, saya diminta kembali ke KBRI 2 hari lagi untuk pengambilan paspor.
Di hari pengambilan paspor, saya lupa kalau di hari tersebut saya ada meeting penting yang gak bisa ditinggal, akhirnya saya pun telpon ke KBRI untuk memastikan bahwa saya bisa mengambil di hari yang lain, dan setelah mencoba menghubungi nomor call centre mereka selama 10 kali lebih, akhirnya ada juga yang mengangkat telpon saya (ini call centre telponnya di silent kali ya?) dan mereka mengkonfirmasi bahwa saya boleh mengambil paspor saya di lain hari.
Akhirnya, tepat di hari ke 5, saya kembali ke KBRI dan langsung ke kounter pengambilan paspor, dan berbicara ke petugas loketnya, bahwa saya tidak sempat mengambil paspor di hari ketiga, kemudian petugas tersebut mengambil receipt saya, dan 5 menit kemudian nama saya sudah dipanggil (oh, miracle).
Saya pun bergegas ke kounter pengambilan, dan menyerahkan paspor lama saya untuk digunting halaman depannya, serta menandatangani dan tentu saja mengambil paspor baru saya.

Demikianlah petualangan saya memperpanjang paspor di KBRI Kuala Lumpur Malaysia, tanpa melalui orang dalam, tanpa melalui calo, semuanya dilakukan dengan sesuai dengan prosedur. Dan beginilah hasilnya, saya harus ambil cuti sehari, dan rela menunggu 13 jam.
Selamat memperbarui paspor semuanya! Siapkan mental dan raga kalian ya, dan kalau kalian peduli, jangan pake kenalan orang dalam atau bayar calo 🙂
UPDATE 14 Dec 2016:
Berdasarkan Info dari teman saya yang baru renew paspor minggu kemarin di KBRI, sekarang prosesnya total memakan kurang lebih 1 minggu.
Untuk kedatangan pertama, mengambil nomer, dan perekaman biometrik (antrian tetap panjang, tetapi sudah menggunakan nomor)
Untuk kedatangan kedua, tinggal mengambil paspor.
Leave a Reply